email: tl2010action@gmail.com
tl2010action@yahoo.co.id
twitter @TL2010action

Selingan Tugas

Terlalu jenuh dengan rutinitas kuliah apalagi saat ini sedang sibuk dengan laporan Kerja Praktek maupun yg sedang berjuang dengan Tugas Akhir.
video ini ungkapan rasa gila selama ini, selamat menyaksikan ^-^


0 komentar:

Iman dan Dipan baru eps 2

oleh : pososp@gmail.com

Sore itu iman menghabiskan cukup banyak waktu untuk menata ulang kamarnya yang baru kedatangan sebuah dipan baru. wow sleek divan to sleep on, ucap iman dalam hati. Nampak jelas iman sudah tidak sabar lagi untuk menunggu malam untuk segera menjelang dan membawanya larut dalam mimpi indah di malam pertama bersama dipan baru. Aduh iman, iman, kagak pernah tidur pake gituan apa?.

Akhirnya, semua sudah tertata dengan baik, dan memang sudah seyogianya seperti itu. Iman kan orangnya melankolis, jadi semua harus serba rapih, walaupun sebenarnya mood-mood an sih. Hahaha. Tidak lupa coretan dinding yang berantakan itu diposisikan tepat disampng kepalanya, coretan kegalauan dalam segala macam kondisi dan keadaan, coretan yang berisi kejadian-kejadian yang direkam oleh otak iman setiap hari. Iman memang unik, termelankolis se jagad raya, suka nangis sendiri walau nggak ada yang perlu ditangisin, kemarin aja waktu temannya mau nraktir makan di WS dia malah nangis. Apa coba. Aduh man, iman.

Yes, beres. Ucapnya dalam hati. Semua sudah bersih, rapi dan wangi. Eh wangi? Mosok? Kamar iman kan persis di dekat kamar mandi putri dan sejajar dengan elevasi tangki septic sebagai pengolahan limbah domestic on site masjid, mana mungkin bisa wangi. Tuh kan ilmu saktinya keluar. (TL gitu loh). Selama ini sih sepertinya iman memang merasa kamarnya imposibble untuk bisa wangi, masalahnya adalah pengolahan biologis limbah domestic masjid ini belum optimal dan bakteri pemakan limbah yang seharusnya ada di lumpur aktif dalam tangki septik banyak yang mati akibat toilet sering disirami dengan karbol anti bakteri saat pembersihan jamban oleh anak-anak takmir yang tidak mengerti ilmunya, aseek. Akibatnya ya itu, si iman yang menderita, karena tidak ada bakteri dalam septik tank, maka terjadilah proses anaerob di dalamnya yang menghasilkan metana (CH4), senyawa asam dan H2S. itu lo, H2S atau senyawa kentut yang selalu semriwing masuk kamarnya iman yang membuatnya shock berat saat dulu pertama kali menempati kamar itu. Sepanjang hari ya iman akan selalu mengira ada yang kentut disampingnya, padahal lagi nggak ada siapapun, serem nggak tuh?. Itu lagi CH4, untungnya di atas bak septik tank nya ada lobangnya meski itu nggak sengaja ada, dan dari situlah keluar gas-gas mengerikan itu. Kalau itu nggak ada, wah bisa habis ini kamarnya si iman sewaktu-waktu bisa ikutan meledak akibat tekanan gas metana dari dalam septik tank, untung aja. Oh iya satu lagi ya, biar lengkap senyawa asam yang dihasilkan proses anaerob di septik tank juga jadi mengakibatkan kondisi yang tidak sehat bagi bakteri dan menyebabkan mereka semakin tidak mungkin hidup disitu, dan, ya itu, pengolahan biologis limbah di masjid tempat tinggal iman masih gagal.  Jadinya ya selama ini iman and the geng selalu manggil doraemon buat sedot WC, iman memang ngerti ilmunya, so pastilah kan dia basicnya dari keilmuan lingkungan gitu, iman juga udah pernah menyampaikan di rapat takmir supaya besok setelah doraemon nyedot biar ditaburin pakai starbio dulu, eh taunya sebulan kemudian tetap juga manggil di doraemon. Ya sudahlah emang rezeki orang nggak bakal bisa dihalangi siapapun kalau memang Allah berkehendak demikian.

Oke ya sudahlah, biarkan si iman merancang cara jitu untuk mengatasi masalah itu, yang jelas pada saat ini kamarnya lagi wangi. Rupanya si iman masih nyimpan stella yang dibelinya beberapa hari yang lalu. Wangi jeruk. Dan sekarang sedang tergantung di bagian depan kipas peyot bersejarah peninggalan sesepuh sebelumnya. Entah sudah berapa generasi yang memakai kipas itu, tapi bentuk yang sekarang sudah sangat mengenaskan, hanya Nampak seperti benda yang berputar dan menghasilkan angin, eh ngawur, emang yang namanya kipas angina pasti ngeluarin angin ya. Hhehee. Ya jelas beda, kalau kipas yang di kamarnya iman tergantung, padahal sebenarnya kipas duduk (had been modified, hehe). Kalau kemarin kemarin sih, yang dihembuskan nggak cuma angin doang tapi ada sarang laba-laba, debu dan banyak partikulat matter yang lain. Kalau yang sekarang agak berbeda, tadi sudah dibersihkan sama si iman, jadi sekarang hembusannya membawa angin segar dan aroma orange. Hmmmm, deep breath should be very refreshing.

Iman benar-benar mengondisikan kamarnya untuk sleeping beuty malam itu, jangan sampai ada yang mengganggu di malam pertama bersama dipan barunya. Dan benar, sama sekali tidak ada gangguan, all clear, he was ready to sleep that night. Eh kelupaan ada gangguan ternyata, yang ini yang membuat iman jengkel setiap malam, gangguan dari mas-mas yang datang dari kebun belakang masjid, mas quito and families. Makhluk seram menakutkan yang lebih berbahaya daripada vampire. Bagaimana enggak, setiap malam makhluk-makhluk ini menghisap darah iman, entah sudah berapa banyak hingga saat ini, yang jelas iman sudah menyiapkan strategi jitu untuk mengkounter serangan yang akan datang pada malam hari ini.

Yah mbongkar lagi nih, dimana ya? Celoteh iman pada diri sendiri. Kayaknya dulu ditaruh disini deh, masih ngomong nggak jelas sambil tangan sibuk membolak-balik pakaian yang ada di stage bagian kedua lemari butut peninggalan sesepuh yang teronggok dipojokan kamar. Haaaa, ini dia sprei tebal kesayanganku, lengkap dengan pasangan sarung bantal dan sarung gulingnya. Mmmahhhh, uh masih wangi rumah, sejak berangkat dari kampung ini sprei belum pernah tak cuci, ucapnya bergidik. Aroma kapur barus mendengus hilir mudik disekitar hidungnya mengalahkan aroma orange stella yang berhembus dari arah kipas angin. Well this is not so bad., ucapnya lagi. Aroma yang mengingatkan iman pada lemari yang ditaburi kapur barus oleh emaknya di setiap sudut lemari ternyata belum hilang setelah bertahun-tahun dipindahkan dari lemari rumah ke lemari di kamar itu. Hahaha, iman bergidik lagi. Selera aroma orang tua memang beda, dulunya belum ada kamper yang wanginya beraneka kayak sekarang ada mawar, orange, lavender dan sebagainya. Dulu ya yang namanya kapur barus semua aromanya sama, aroma mayat, ucapnya sambil nyengir 7 senti.

Tak beberapa lama berselang, sprei bermotif daun-daunan bambu dalam warna dasar putih itu sudah terpasang rapih menyelimuti seluruh bagian kasur yang mengisi bagian atas dipan. Eits, sleek and flawless.
Astaga jam 5. Duh belum mandi lagi, kamar mandi penuh ngggak ya? Lagi si iman berkata pada dirinya sendiri. Sreeeettt, pintu kamar berderik mengeluarkan kepala iman yang sedang mengawasi kedaan disekitaran tempat wudhu. Matanya nanar mengawasi siapa tahu ada gadis-gadis anggun yang berjilbab lebar hilir mudik didepan kamarnya, gadis-gadis anggun yang selalu membuat para takmir disini kehilangan akal untuk mengingatkan mereka agar sholat ashar lebih awal, tapi apalah daya, banyak juga gadis-gadis dari kampus sebelah yang sholat asharnya hampir jam setengan enam, gimana kami mau mandi? Eh akhwat-akhwat, eh nggak akhwat juga ding kan nggak semuanya pakai jilbab lebar, kata iman lagi pada dirinya. Lalu dirinya menjawab, lah emang akhwat itu harus yang berjilbab lebar, lo pernah belajar bahasa arab nggak sih? Kata dirinya yang lain. Oh iya ya, akhwat yang bahasa indonesianya gadis/wanita ya. Hehe, iya ding, salah aku. Balasnya

Yes, nggak ada orang. Iman langsung lari ke kamar mandi putri. Loh, loh, loh kok bisa? Bahaya dong. Eits tunggu dulu, kamar mandi putri disini jadi tempat favorit para takmir untuk mandi, makanya yang diawasi selalu gadis-gadis, kalau udah nggak ada mereka, kamar mandinya langsung diserbu. Biasalah kamar mandi putri pasti dimana-mana lebih bersih dan itu ya bersih jadi enak aja mandinya. Tapi mandi disitu agak beresiko, bagi yang nggak beruntung saat keluar dari kamar mandi dan bertemu dengan antrian putri yang menunggu, langsung kena sempot kata-kata, atau bahkan teriakan. Astaga. Untungnya iman nggak pernah mengalami yang sampai seperti itu. Ada teman yang saat keluar dari kamar mandi di sore hari setelah melakukan piket malah disambut teriakan mbak-mbak, AaaaAaaaa kok cowok. Langsung teman ane juga mukanya pucat pasi, menahan malu, merasa tercela dan dihinakan. Sabar ya bro. Hehehe

Alhamdulillah sore ini nggak ada gangguan dan nggak ada mbak-mbak yang nungguin diluar, kalau ada bisa berabe deh urusannya. Saat masuk kamar, teman-teman sekamar iman belum ada yang balik dari kesibukan masing-masing di kampus atau dimanalah. Tapi dari dalam ruangan masjid, suara adzan magrib telah menggema, menggetarkan seluruh sel-sel yang ada disetiap bagian tubuh iman. Satu persatu bacaan adzan dibalas iman dengan kerendahan hati dan menghayati maknanya, ia teringat kembali di kampung dulu, ketika bersama-sama dengan maknya berjalan menuju masjid yang berada di ujung kampung dan mendapati adzan di tengah jalan, maknya selalu mengajarkan iman untuk menjawab bacaan adzan. Semoga menjadi amalan yang baik bagi maknya iman di alam sana. Doa iman selalu

Sholat magrib dan isya telah selesai. Iman kembali ke kamarnya dan melihat beberapa tugas yang harus diselesaikan untuk esok harinya, ada beberapa email juga dari teman untuk merampungkan makalah mata kuliah. Jam 22 semua sudah selesai. Saat yang ditunggu-tnggu iman akhirnya datang juga, saatnya tiduuurrr. Segitunya?, heheheu. Dan ini dia jurus ampuh menghalau nyamuk ala iman, jreng jreng jreng,,,,… pakai kaos kaki tebal, kaos lengan panjang, buka sprei dan tutupkan ke seluruh tubuh jangan biarkan ada sedikit bagian dagingpun yang terbuka yang menyebabkannya bentol-bentol merah diwaktu pagi. Dan satu lagi, hawa panas akibat seluruh lapisan pakaian diatasi dengan putaran kipas angin terkencang dari kipas angin butut yang tergantung dipojokan, eh nggak terlalu butut kok kipas anginnya, soalnya putarannya wuih masih bandel, kecepatannya bisa sampai ratusan rpm, eh sotoy, nggak tahu ding pastinya berapa. Yap itu dia tips bebas dari mas quito and families ala iman.

 Dan begitulah si iman menjalani malam pertama bersama dipan baru, tertidur dengan senyum tersungging sepanjang malam, dalam keadaan tidur. (loh emang bisa?), ya iya bisa lah, nggak percaya kan?, kalau nggak yakin ya tinggal tanyakan saja ke teman sekamarnya yang selalu terjaga sepanjang sepertiga malam untuk tahajud, saksi hidupnya masih ada. Pagi dini harinya saja waktu iman bangun, giginya terasa kering gara-gara malam itu mulutnya nggak bisa tertutup akibat senyuman yang selalu mekar itu.


Dibalik senyuman mekar iman dimalam itu, ternyata dipan baru iman menyimpan masa lalu yang mengerikan, tapi iman masih belum mengetahui, dia masih terlena dengan euphoria dipan barunya, ada kejadian aneh yang akan membuntuti iman setelah malam itu, apakah dia?? TUNGGU di episode selanjutnya.
pososp
21080110110031

0 komentar:

Iman dan Dipan baru xx

(Oleh : pososp@gmail.com)
Peluh mengalir deras di dahi, punggung, perut, leher… baju coklat yang dikenakannya seolah berubah warna menjadi hitam direndam keringat. Cuaca memang sedang panas, meski sudah agak sore tapi musim kemarau ini membuatnya terasa seperti jam 12 tengah hari. mukanya memang tidak gembira tapi tidak juga sedih, iman kebanyakan menunduk ke bawah sambil melangkahkan kakinya menelusuri jalanan belakang kampus yang didatanginya hampir setiap hari. hari ini iman lagi kurang beruntung, biasanya pulang kampus selalu nebeng, tapi tugas sebagai kakak asisten membuat jam pulangnya berbeda dengan kebanyakan teman-temannya yang lain. Yeah, akhirnya sampai juga di jalanan besar yang hampir berdekatan dengan masjid tempat ia dan beberapa temannya menjadi marbot dan pengurus masjid. Sekitar 200 meter lagi sampai, tapi ini bagian yang tidak mudah dilalui. Bagaimana enggak, sekarang yang namanya mahasiswa jalan kaki itu terhitung jumlahnya, sangat sedikit. kebanyakan mereka difasilitasi motor orang tua masing-masing. Berbeda dengan iman dan geng pejalan kaki yang lain yang tidak punya motor, mungkin ada yang memang belum berkesempatan untuk membelinya tapi ada juga lo yang memang tidak mau naik motor karena lebih suka jalan kaki. Kalau iman sih kayaknya masuk ke kriteria yang pertama, pengen tapi belum punya kesempatan. Pernah sih ia punya kesempatan sekali, tapi ia siakan, dan itu menjadi penyesalan yang agak dalam baginya. Bahkan kalau ingat sampai saat ini ia masih merasa sedih mengapa menyiakan kesempatan itu. Tapi apalah daya, iman memang digariskan jadi mahasiswa yang harus berjuang lebih dari mereka yang lain, iman ditakdirkan menjadi orang yang kokoh yang harus melalui banyak halangan dan rintangan. Itulah iman. Ah sudahlah tidak baik mengingat ingat masa lalu yang hanya membuat kacau pikiran, saat ini iman harus fokus dalam melewati jalanan ini agar segera sampai di masjid dan bisa beristirahat dan mengganti baju yang sudah basah kuyub itu.

Begitu sampai di halaman masjid, sepi belum ada orang, belum waktunya ashar. Ia teringat jemuran tadi pagi yang semestinya telah kering. Sebelum masuk kamar iman naik dahulu ke bagian masjid lantai dua yang belum rampung pembangunannya, sehingga menyisakan lantai yang dimanfaatkan oleh anak-anak takmir sebagai tempat jemuran. Saat naik, iman sadar akan suara datak detuk yang muncul dari arah tempat jemuran, eh ternyata ada pak Solihin, ketua takmir masjid yang sebenarnya. Beliau ini katanya telah mengurus masjid ini sejak 20 tahun yang lalu, sejak pertama masjid ini didirikan, wah saat itu iman belum lahir dong. hehehe.

Loh, baru pulang man? Sapa pak solihin sambil megang megang kabel pompa yang ada didekat tendon air. eh, iya pak, tadi ada tugas jadi pulangnya agak telat. Pompanya kenapa pak? Jawab iman. Oh ini ndak apa-apa kok, ini masang sensor airnya biar kalian ndak capek-capek lagi ngecek terus kesini kalau airnya melimpah. Sambung beliau. Oh gitu pak, kalau gitu saya angkat jemuran dulu.

Sambil berjalan ke arah tempat kainnya di gelar kayak rombengan, iman menangkap sesuatu yang berbeda dari benda-benda yang ada disitu, rasanya kok ada yang nambah, apa ya, pikirnya. Oh iya tempat tidur. Loh, ini kan tadi pagi belum ada disini, punya siapa ya kira-kira. Ehm, sendainya bisa aku pakai di kamar. Aku udah bosan tidur ala korea melulu, batin iman dalam hati. Asik mantab juga nih dipan, kayaknya masih baru sih, tapi tanya sama siapa ya, pak solihin kali ya, siapa tahu bisa aku pakai buat sleeping beuty di kamar, hehehe. Iman masih senyum-senyum nggak jelas.

Begitu bajunya di buntel dalam kain sarung, iman berjalan mendekat ke pak solihin yang masih sibuk dengan beberapa kabel yang mengait di atas tandon. Wak aku kudu bantu bapaknya nih. Batin iman.

Pak ada yang bisa saya bantu? Tanya iman dengan buntelan baju dipeluk di depan dada. Oh nggak usah ini udah mau selese kok. Kamu baru pulang toh, istirahatlah dulu. Jawab pak solihin. Oh kalau gitu saya permisi dulu pak, kata iman. Tapi sebelum beranjak pergi kok rasanya ada sesuatu yang kelupaan, apa ya, oh iya, dipan bray. Wah aku harus tanyain tuh. Batinnya. Anu, pak, itu dipan punya siapa ya? Tanya si iman yang masih ingin memnyambung pertanyaan basa-basi nya. Eh pak solihin langsung nyahut, kenapa mau mbok pake?. Waduh arah pertanyaanku ke detect. Hahaha, batin iman. Anu, pak, kalau boleh iya saya mau pakai buat di kamar, kata iman agak pelan. Iya nggak apa-apa pakai aja, kalau disini juga kena hujan cepat rusak, mending dimanfaatin saja, sambung beliau sambil kembali sibuk dengan kabelnya. Oke deh pak. Saya mau ke bawah dulu, nanti abis ini saya bawa ke kamar deh dipannya, assalamualaikum, sambung iman sambil berlalu pergi.

Sambil turun tangga, senyuman masih mekar di bibirnya yang memiliki banyak retakan yang membuat senyuman itu terlihat aneh, ya sudahlah, memang itulah si iman. Yuhuuuu, akhirnya setelah pindah kos beberapa bulan yang lalu, tidurku bisa lebih layak, mehehe. Aku jujur udah bosan kayak nobita tiap hari, tidur di lantai, eh tapi nggak seburuk itu sih, selama ini walaupun tidur kayak nobita, aku tetap nyenyak kok tidurnya, tapi aku mau lebih kece gitu, kan kalau pakai dipan kelihatannya lebih sophisticated gitu, hehehe, batin iman masih dengan senyuman yang mekar lebih lebar.

Yessss, yessss, yessss. Tapi teman sekamarku apa-apa nggak ya, kalau aku sendiri yang pakai dipan dan dia enggak. Ah nggak apa-apa deh, kayaknya sih dia udah terlanjur pw dengan kasur kapuknya yang udah tipis kayak kulit ari itu, untungnya di bawah kasur kapuknya masih ada kasur lain yang isi kapas, dan tebal, kasur peninggalan penghuni sebelumnya. Tapi sayang seribu sayang, karena kasur kapas yang tebal itu jadi penampung air hujan kalau lagi musim hujan, ya jadinya kasur tersebut jadi nggak berbentuk, dan berubah warna menjadi kecoklat-coklatan, aku nggak tau itu baunya kayak apa, hiiii, mungkin itu sebabnya kasur kapuk yang kayak kulit ari masih dipertahanin sama dia sampai sekarang, buat jadi pelapis atau pelindung doang, so far sih dia oke-oke aja, eits tapi jangan salah temanku yang satu itu sholehnya luar biasa, kalau dibanding dia sih aku nggak ada apa-apanya. Kata iman dalam hati.

Setelah ganti pakaian dan istirahat sejenak, waktu ashar tiba. Iman bergegas berwudhu dan menuju ruang utama sholat. Adzan sholat ashar dikumandangkannya untuk memanggil hamba-hamba Allah yang hatinya kuat dan mengalahkan tipu daya syaitan. Kata Rasulullah sholat ashar berjamaah itu berat karena pengaruh syaitan sangat berat pada waktu-waktu itu. Walau jamaah isya dan subuh lebih terasa berat. Tapi waktu ashar memang istimewa jika kita tergerak untuk mendatangi sholat berjamaah, maka itu artinya kita telah mengalahkan pengaruh syaiton yang terkutuk yang berbisik dalam setiap hati-hati kita.

Alhamdulillah, air wudhu dan gerakan sholat membuat seluruh persedian tubuh terasa rileks. Iman kembali ke kamar, dibukanya lembaran alquran yang dibelinya enam tahun lalu itu, jauh sekali. Alquran yang telah melakukan perjalanan kemana-mana bersama iman setiap waktu itu ternyata berasal dari negeri yang jauh, dari Makassar. Sejak enam tahun yang lalu, Itulah mushab yang selalu menemani iman kemanapun ia pergi, bahkan ke luar negeri sekali pun, mushab alquran asal Makassar yang di belinya di gramedia mall Panakkukang itu selalu ada di tas ranselnya. Itulah si iman. Halaman demi halaman alquran ia lantunkan, persis seperti ibunya, suaranya memang mirip ibunya. Suara ibunya adalah inspirasi bagi iman. Suara yang selalu hidup dalam hati iman selama-lamanya.

Selesai melantunkan alquran, iman membaringkan tubuhnya sejenak, dalam hati kembali ia renungkan segala perjalanan hidup yang telah membawanya pergi sampai titik ini. Semua adalah perjuangan yang sengit bagi iman. Ucapan syukur menggema dalam hatinya atas segala kesempatan yang masih diamanahkan oleh Tuhannya kepadanya. Kesempatan untuk terus memperbaiki diri menjadi insan yang lebih baik. Itulah si iman.

Pemikiran yang melanglang buana kemana-mana telah membawanya kembali ke alam sadar, angin diluar terlalu berisik dan melaju kencang. Genteng-genteng diatap kamar itu bergerak diterpa angin kamarau yang menghilangkan jejak awan di cakrawala. Angin yang menerbangkan awan yang mengandung hujan menjauh dari daerah ini, menuju tempat yang Allah menghendaki hujan itu diturunkan untuk menghidupkan bumi-Nya dengan sekehendak-Nya.

Astaga, aku lupa, bisik iman. Ia langsung bergegas ke atas, di lantai dua masjid. Yeah, itu dia, dipan baruku, aseeek. Ucap iman dalam hati, senyuman yang tadi mulai muncul kembali di bibir retaknya. Wah aku harus nyoba dulu nih. Ucapnya dalam hati. Iman berbaring diatas dipan dan menghadapkan wajahnya ke arah langit yang sekan tanpa cacat, utuh, sepenuhnya biru. masyaAllah. Angin masih kencang, suara berisik dari pohon depan masjid disini lebih menderu menghasilkan suara yang jarang terdengar, saat iman menutup matanya seakan membuat ia berada diantara lapangan alang-alang yang luas di belahan afrika yang ditiup angin dan membuat dahan kecilnya menari kesana-kemari, begitu syahdu, oh iman ini rumah Allah. masyaAllah.

eh si iman mah, tadi cuma nutup mata bentar, tau nya eh malah tidur beneran. Angin yang bertiup kencang tiba-tiba berhenti dan tidak ada lagi yang mengimbangi panas matahari sore yang menyengat kulit dan membuat iman benar-benar terbangun dari tidur singkatnya karena kepanasan. Iman berdiri tegak dan melangkah kebawah mencari bantuan untuk mengangkat dipan itu kekamarnya. Eh, nggak ada orang blas, sepi. Okelah, aku kan kuat, pasti bisa dong ngangkatin ini tempat tidur, uuuhhh, kecik jugaak. Batinnya dalam hati.

Iman mengambil ancang-ancang agak berjongkok dan memegang dua bagian sisi dipan dan mengangkatnya. Tuuu kan, udah ku bilang kalau ini kecikk. Ucapnya keras, untung nggak ada orang jadi nggak ada yang dengar. Hehehe. Tapi ada masalah, kalau nurunin tangga bawa-bawa ginian repot juga, pikirnya dalam hati. Duh gimana ini, tak gelinding wae po? Whahaha, ngawur. Celotehnya lagi. A Ha, katanya lagi keras kayak anak iklan susu formula yang baru dapat ide strategi. Man iman, ono-ono ae kowe ki. iman dapat cara jitu untuk menuruni tangga beton yang menghubungkan dasar tanah dan lantai dua masjid. Iman membalikkan dipan dalam satu bagian sisinya dan menyeretnya dengan dua tangan di bagian bawah tangga, dan ternyata benar, iman berhasil. Piyuh.

Dan sekarang dipan pun masuk kamar iman, Apakah iman tidur nyenyak dengan dipan barunya? Tunggu di episode selanjutnya.
pososp
21080110110031


1 komentar: