Tiga Mozaik (Loving This Journey, TL2010)
1:
Teman,
tengoklah ke belakang sejenak
dalam lembaran kusam namun sarat makna
tak tersirat itu....
ada rangkaian cerita, aku, kamu, kita,
dan naungan ini
saat dimana kita pertama kali dibaurkan
saat dimana kita dipaksa menyambung.... tali temali
seperti laba-laba menyusun benang
sarang mereka,
kita bisa, kita terjumpa, kita
terkoneksi
masih ditempat yang sama, dalam wadah
yang tiada lain bisa memaknainya,
melainkan kita
ingatlah tawamu, tawaku, tangis kita,
pernah menyusun serat-serat tali ini
hampir empat tahun, teman,
dan kita berhasil bertahan
namun, tak merasakah engkau, teman
kekhawatiran yang meruak, seperti biji
yang tumbuh dari atas tanah dan meninggi
naungan ini telah mendapati
kecemasannya, teman
saat angin meniupkan tangkai-tangkai
bunga dandelion, mereka akan terbang bebas
meluncur menuju jati diri masing-masing
hal yang sudah tertulis bahkan sebelum
kita mengerti...teman
akankah naungan ini terlupa?
teman tak ada yang sempurna, dan tak
seharusnya kesempurnaan itu ada
tapi hanya satu saja keinginan
tolong jaga tali-temali ini
tak harus kokoh terikat, hanya saja
cukup ada
sampai nanti, sampai waktu menemukan
ujungnya
2:
Jika jalan ini ada ujungnya,
Bisakah kita, teman....
Berhenti selangkah saja sebelum ujung
itu,
Dan sejenak memandang ke belakang
Dulu...
Saat kita berjabat tangan untuk pertama
kalinya
Telapak tanganmu tak sehangat sekarang
Saat kita ditempa bersama, berfikir,
bermetamorvosa
Hingga akhirnya terlelap diatas secarik
kertas dan pensil
Hingga titik-titik sinar pagi enggan
membangunkan kita
Tak semua hari kita dihiasi tawa
memang, air mata itu terkadang menetes
Saat itu, aku, kamu, kita, berada dalam
naungan yang sama
Terima kasih Tuhan, Hijau ini telah
menyatukan kita,
Hampir empat tahun lamanya
Lalu kini, kita berhenti di selangkah
sebelum ujung
Tak khawatirkah engkau, teman...
Rangkaian kita selama ini hanya menjadi
kerangka-kerangka keropos
Pecahan-pecahan kaca yang disusun
seadanya
Tidak, jangan, tolong berhenti dulu
Jangan lepaskan apa yang telah kita
maknai dengan baik
Jika memang ujung itu akan memisahkan
kita, biarlah...
Namun,
Pastikanlah teman, kita akan bertemu
dalam kegembiraan lainnya
Dibawah rindang bunga sakura,
bayang-bayang kita bersenda
Dan yakinlah teman, ujung jalan kita
ini...
Adalah gerbang kita sebagai Kesatria-kesatria
bertoga
3:
Dulu.... kita tak saling kenal,
Walau kita bersampingan, rasanya
seperti berkilo-kilo jaraknya
Terang saja,
berlian itu masih menjadi batu-batu
Keras, tidak hangat, tak saling bersama
Lalu... kita ditempa, terpoles apik,
dan bermetamorvosa.....bersama
Kilometer menjadi milimeter...
Ya, kita lah berlian itu,
Dalam satu naungan yang menyusun
kedewasaan kita
Belajar bersama, terbahak bersama,
terisak bersama...
lalu mengerti dan memahami
Yakin, koneksi kita lebih berharga dari
sekedar berlian
Namun, seperti halnya cakrawala di
samudra
Jalan kita juga ada ujungnya, teman
Akan ada kalanya senyuman itu, tangisan
itu tak lagi tersirat
Akan ada kalanya metamorvosa itu
berlanjut, terus dan terus...
Jangan teman, jangan lupa dan pasrahkan
Maknailah rangkaian ini dengan baik
Jangan kecewakan naungan ini teman,
Jangan kecewakan janji-janji kita
Yakinlah, kita akan bersapa kembali
Dan yakinlah bahwa ujung ini adalah
pencapaian mimpi kita.
Nanti...
Saat perubahan banyak melanda,
Satu titik kecil didalam akan selamanya
tetap
Itulah saat aku, kamu, dan naungan ini
terikat oleh waktu
bagusnya. . . .
BalasHapuspuitis, :D
BalasHapus:") fiddddd
BalasHapusKereeen bgttt kmu fidd
BalasHapus